Pengertian Budaya yang Tidak Termasuk Menurut Para Ahli
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli
Budaya adalah serangkaian pola perilaku, pemikiran, dan nilai-nilai yang dimiliki dan digunakan oleh suatu kelompok masyarakat. Konsep budaya telah lama menjadi perhatian para ahli sosial dan antropologi untuk memahami kehidupan manusia dalam konteksnya. Berdasarkan pandangan para ahli, budaya memiliki berbagai pengertian yang beragam. Mari kita lihat beberapa pengertian budaya menurut para ahli.
Sigmund Freud, salah satu psikolog ternama dari Austria, mendefinisikan budaya sebagai sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan yang diperoleh dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurutnya, budaya membentuk identitas individu dan membantu dalam membentuk kepribadian seseorang.
Menurut Pemerintah Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, budaya adalah pola hidup yang dihasilkan dan dikembangkan oleh suatu kelompok masyarakat sebagai manifestasi dari kebudayaan.” Pada tingkat masyarakat, budaya mencakup berbagai aspek seperti bahasa, agama, adat istiadat, kesenian, sistem nilai, dan teknologi yang digunakan oleh masyarakat tersebut.
Antropolog Inggris, Edward Tylor, mengemukakan bahwa budaya adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kebiasaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakatnya. Menurutnya, budaya dipelajari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan melalui proses ini, manusia mampu mengatasi tantangan lingkungan dan bertahan hidup.
Seorang ahli sosiologi Amerika, Raymond Williams, menyatakan bahwa budaya adalah praktik sosial yang selalu ada dan berubah seiring waktu. Menurutnya, budaya merupakan hasil interaksi sosial dan individu dalam konteks masyarakat. Williams juga menekankan bahwa budaya dapat mempengaruhi cara pandang dan sikap individu serta memainkan peran penting dalam membentuk identitas sosial.
Dalam sudut pandang antropolog Prancis, Claude Lévi-Strauss, budaya dianggap sebagai sistem simbol yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dan pemahaman antara individu dalam suatu masyarakat. Ia menekankan peran penting mitos dan simbol dalam membentuk pemikiran, perilaku, dan identitas sosial manusia. Lévi-Strauss juga berpendapat bahwa budaya merupakan aspek universal dalam kehidupan manusia, meskipun bentuknya dapat berbeda di berbagai masyarakat.
Melihat beberapa pandangan di atas, terlihat bahwa budaya memiliki dimensi yang kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Budaya bukan hanya tentang tradisi dan kebiasaan, namun juga mencakup nilai-nilai, pemikiran, bahasa, dan praktik sosial. Budaya adalah cerminan dari kehidupan masyarakat dan membentuk identitas individu serta menjaga keberlangsungan kelompok masyarakat tersebut.
Yang Tidak Termasuk dalam Pengertian Budaya
Pengertian budaya adalah konsep yang kompleks dan mencakup banyak elemen. Namun, ada beberapa hal yang tidak termasuk dalam pengertian budaya menurut para ahli. Diantara hal tersebut adalah faktor genetik dan sifat bawaan manusia.
Faktor genetik adalah aspek biologis yang terkait dengan warisan genetik yang diberikan oleh orang tua. Faktor ini mempengaruhi kecenderungan fisik dan sifat-sifat bawaan individu, seperti warna kulit, bentuk tubuh, atau kecerdasan. Namun, faktor genetik bukanlah bagian dari budaya karena tidak dipengaruhi oleh kebiasaan, norma, atau nilai-nilai yang diwariskan melalui proses sosialisasi.
Sifat bawaan manusia juga termasuk hal yang tidak termasuk dalam pengertian budaya. Sifat bawaan manusia mengacu pada sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap individu sejak lahir, seperti naluri untuk bertahan hidup, refleks, dan kebutuhan fisik. Meskipun sifat bawaan ini penting dalam kehidupan manusia, mereka bukanlah hasil dari proses sosialisasi yang merupakan bagian integral dari budaya.
Lebih lanjut, pengertian budaya menurut para ahli melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhi perilaku dan pemikiran manusia. Budaya mencakup kebiasaan, norma, nilai-nilai, bahasa, agama, kesenian, dan sistem-sistem sosial yang berkembang dalam masyarakat. Budaya juga melibatkan proses sosialisasi dan pembelajaran yang membentuk individu menjadi anggota masyarakat yang beradab.
Kebiasaan adalah salah satu elemen budaya yang mencerminkan cara hidup atau tindakan yang diulang-ulang oleh individu atau kelompok. Norma adalah aturan-aturan sosial yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Nilai-nilai adalah pandangan atau prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh masyarakat dan menjadi landasan bagi pilihan dan tindakan individu.
Bahasa juga merupakan elemen penting dalam budaya. Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dan menyampaikan gagasan, nilai, dan perasaan. Setiap bahasa memiliki peran penting dalam membentuk identitas dan kesadaran budaya suatu kelompok masyarakat.
Agama juga berperan dalam membentuk budaya. Agama adalah sistem kepercayaan dan praktik ritual yang diikuti oleh sebagian besar masyarakat. Agama mempengaruhi norma, nilai-nilai, dan tindakan individu dalam kehidupan sehari-hari.
Kesenian mencerminkan ekspresi budaya melalui karya seni seperti musik, tari, seni rupa, dan sastra. Kesenian menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, membangun identitas budaya, dan memperkaya kehidupan masyarakat.
Sistem-sistem sosial yang ada dalam budaya juga memainkan peran penting dalam mengatur hubungan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat, seperti sistem politik, ekonomi, dan pendidikan.
Secara singkat, faktor genetik dan sifat bawaan manusia bukan bagian dari pengertian budaya menurut para ahli. Pengertian budaya mencakup kebiasaan, norma, nilai-nilai, bahasa, agama, kesenian, dan sistem-sistem sosial yang berkembang melalui proses sosialisasi dan pembelajaran. Budaya mencerminkan cara hidup, pemikiran, dan ekspresi manusia dalam masyarakat.
Pengertian Budaya Menurut Edward B. Taylor
Budaya memiliki pengertian yang kompleks menurut Edward B. Taylor, seorang antropolog terkenal. Taylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Penjelasan yang lebih mendalam mengenai konsep budaya ini akan mengungkapkan betapa pentingnya aspek-aspek tersebut dalam membentuk identitas dan kehidupan kita sehari-hari.
Pengetahuan merupakan komponen budaya yang melibatkan pemahaman tentang dunia yang kita tinggali. Ia meliputi pengetahuan tentang alam, ilmu pengetahuan, sejarah, dan pengetahuan praktis sehari-hari. Misalnya, pengetahuan tentang bagaimana memasak, berkebun, atau membuat kerajinan tangan merupakan bagian dari pengetahuan budaya kita.
Kepercayaan adalah aspek budaya yang dikaitkan dengan sistem keyakinan dan nilai-nilai spiritual. Setiap masyarakat memiliki kepercayaan yang beragam, seperti keyakinan dalam agama, keberadaan tuhan, kehidupan sesudah mati, dan praktik-praktik keagamaan. Kepercayaan ini mempengaruhi pandangan hidup dan moralitas masyarakat.
Seni juga merupakan unsur penting dalam budaya. Seni melibatkan ekspresi kreatif manusia melalui musik, tari, seni visual, sastra, dan bentuk-bentuk seni lainnya. Seni dapat memperkaya pengalaman manusia dan menjadi sarana untuk menyampaikan pesan budaya serta memupuk rasa keindahan dalam kehidupan sehari-hari.
Moral adalah aspek budaya yang melibatkan norma-norma etika dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Moral mempengaruhi keputusan dan tindakan sehari-hari manusia. Norma-norma moral dalam budaya kita membantu mengatur interaksi sosial dan memastikan harmoni dalam masyarakat.
Hukum merupakan aturan yang dibuat oleh masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keadilan. Sebagai bagian dari budaya, hukum memainkan peran penting dalam mengatur perilaku manusia dan menegakkan nilai-nilai masyarakat yang dianggap penting.
Adat istiadat dan kebiasaan adalah aspek budaya yang berkaitan dengan tradisi dan rutinitas yang ada dalam masyarakat. Adat istiadat adalah kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi, sementara kebiasaan adalah pola perilaku yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Kedua hal ini mencerminkan identitas budaya suatu masyarakat dan membentuk interaksi sosial yang khas dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, budaya memiliki makna yang kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Dari pengetahuan dan kepercayaan, sampai seni dan hukum, adat istiadat, dan kebiasaan, semuanya adalah bagian integral dari budaya dan mempengaruhi cara kita berpikir, merasa, dan bertindak. Pengertian budaya menurut Edward B. Taylor mengajarkan kita untuk menghargai dan memahami keragaman budaya yang ada di dunia ini serta pentingnya menjaga warisan budaya sebagai bagian penting dari identitas manusia sebagai masyarakat.
Pengertian Budaya Menurut Koentjaraningrat
Koentjaraningrat memberikan definisi yang sangat penting mengenai budaya. Menurutnya, budaya merujuk kepada pola pikir, perilaku, serta hasil karya yang dihasilkan oleh manusia dan semua hal ini dikumpulkan serta diorganisir dalam sebuah bentuk kebudayaan tertentu.
Pola pikir yang dimaksud Koentjaraningrat adalah cara berpikir yang ada dalam sebuah masyarakat. Ia percaya bahwa setiap masyarakat memiliki keunikan dalam sistem pemikiran mereka. Pemikiran ini dipengaruhi oleh kepercayaan, nilai-nilai, dan juga pandangan hidup mereka. Misalnya, dalam masyarakat yang memiliki budaya agraris, pola pikir mereka akan cenderung lebih berorientasi pada pertanian dan hubungan dengan alam. Sementara itu, dalam masyarakat yang lebih urban, pola pikir cenderung lebih berfokus pada perkembangan teknologi dan ekonomi.
Selain itu, perilaku juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya. Perilaku merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh individu dalam suatu masyarakat. Budaya akan mempengaruhi cara orang berperilaku dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Misalnya, di Indonesia, kita memiliki budaya saling memberi salam dan berjabat tangan sebagai tanda saling menghormati dan menyapa orang lain. Hal ini merupakan contoh perilaku yang dipengaruhi oleh budaya Indonesia.
Hasil karya manusia juga termasuk bagian dari budaya. Koentjaraningrat percaya bahwa semua hasil karya manusia, baik berupa benda maupun karya intelektual, merupakan cermin dari identitas dan karakteristik budaya suatu masyarakat. Contoh hasil karya manusia yang bisa dijadikan sebagai simbol budaya adalah seni tradisional, arsitektur, pakaian adat, dan bahasa. Semua ini mencerminkan nilai-nilai serta keunikan budaya suatu masyarakat.
Budaya juga memiliki sifat yang terhimpun dalam bentuk kebudayaan tertentu. Hal ini berarti bahwa budaya tidak berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan membentuk suatu sistem yang utuh. Sebagai contoh, dalam kebudayaan Indonesia, terdapat berbagai macam aspek budaya seperti bahasa, agama, adat istiadat, tradisi, makanan, dan masih banyak lainnya yang saling terkait dan membentuk kebudayaan Indonesia yang kaya dan beragam.
Dalam ringkasan, Koentjaraningrat memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam memahami pengertian budaya. Menurutnya, budaya adalah hasil dari pola pikir, perilaku, dan hasil karya manusia yang terhimpun serta terorganisir dalam bentuk kebudayaan tertentu. Definisi ini sangat relevan dan mendalam dalam menyelami keragaman budaya yang ada di Indonesia serta di dunia secara lebih luas.
Pengertian Budaya Menurut Clifford Geertz
Budaya merupakan topik yang sering kali sulit untuk didefinisikan secara tepat, karena memiliki banyak dimensi dan interpretasi yang berbeda. Salah satu ahli yang memberikan kontribusi besar dalam pemahaman budaya adalah Clifford Geertz, seorang antropolog terkenal dari Amerika Serikat. Menurut Geertz, budaya adalah sistem simbolik yang kompleks yang meliputi gagasan, perilaku, dan artefak-arte- fak yang membentuk kehidupan manusia.
Hal pertama yang perlu dipahami dari pengertian budaya menurut Clifford Geertz adalah bahwa budaya bukanlah suatu entitas yang dapat diukur secara objektif. Sebaliknya, budaya adalah interpretasi subjektif manusia terhadap dunia yang dihasilkan melalui simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Geertz menggambarkan simbol-simbol ini sebagai jaring laba-laba yang terjalin di dalam pikiran dan tindakan individu dalam masyarakat.
Geertz juga menekankan bahwa budaya bukanlah sesuatu yang melekat secara naluriah pada manusia. Sebagai gantinya, budaya dipelajari dan diajarkan melalui proses sosialisasi. Individu belajar budaya melalui pengamatan dan interaksi dengan anggota masyarakat lainnya. Melalui proses ini, individu memperoleh pengetahuan, nilai, dan perilaku yang dianggap pantas dan sesuai dengan budaya mereka.
Dalam konteks ini, Geertz melihat budaya sebagai sistem yang saling terkait. Gagasan, perilaku, dan artefak-arte- fak tidak bisa dipisahkan satu sama lain, melainkan saling mempengaruhi dan membentuk kehidupan manusia. Misalnya, nilai-nilai budaya tercermin dalam perilaku individu dan juga dalam objek-objek yang dihasilkan oleh masyarakat. Begitu juga dengan simbol-simbol dan gagasan budaya yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak individu.
Geertz juga menekankan bahwa budaya bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan seiring waktu. Budaya tidak bersifat statis, melainkan berkembang melalui interaksi dan transformasi konstan. Budaya dapat mengadopsi aspek-aspek baru dari luar serta mengembangkan interpretasi yang berbeda dari simbol-simbol yang sudah ada. Budaya juga dapat berubah sebagai respons terhadap perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat.
Dalam penelitiannya, Geertz menggunakan metode deskriptif yang memfokuskan pada pemahaman mendalam terhadap budaya suatu masyarakat melalui pengamatan partisipatif dan wawancara. Pendekatannya menggabungkan antropologi dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi dan psikologi, untuk mengungkap makna dan fungsi budaya bagi individu dan masyarakat.
Secara keseluruhan, pengertian budaya menurut Clifford Geertz menyoroti pentingnya simbol-simbol dalam membentuk pemahaman dan perilaku manusia. Budaya merupakan konstruksi manusia yang kompleks dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman mendalam terhadap budaya, kita dapat memahami bagaimana manusia menjalin interaksi, membuat makna, dan membentuk identitas mereka di dalam masyarakat.
Pengertian Budaya Menurut Franz Boas
Budaya memiliki definisi yang beragam menurut berbagai ahli. Salah satu pandangan tentang budaya datang dari seorang antropolog terkenal bernama Franz Boas. Menurut Boas, budaya bukan hanya sekadar objek atau benda-benda fisik yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Boas, budaya bukan hanya tentang penampilan fisik atau kesenian semata, tetapi juga mencakup pandangan hidup seseorang.
Boas melihat budaya sebagai suatu cara berpikir dan bertindak yang dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor sosial di sekitarnya. Bagi Boas, budaya tidak bisa dipisahkan dari individu yang memilikinya. Budaya menjadi pandangan hidup yang membentuk cara seseorang memandang dan menyelidiki dunianya.
Berbeda dengan pandangan budaya yang hanya melihat budaya sebagai suatu kesamaan dalam cara berpakaian atau kesenian, Boas melihatnya jauh lebih dalam. Baginya, budaya mencakup pemahaman yang diperoleh seseorang dari lingkungan budayanya.
Budaya tidak hanya penampilan luar, melainkan juga pemikiran, nilai, dan keyakinan yang dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok. Hal ini membuat budaya menjadi sesuatu yang unik dan berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Budaya tidak hanya menjadi identitas kolektif, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan individu itu sendiri.
Boas juga meyakini bahwa budaya adalah sesuatu yang terus berkembang dan berubah seiring waktu. Budaya tidak bersifat statis atau terpengaruh oleh satu dimensi saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Sehingga, budaya tidak bisa dipahami dengan cara yang general atau umum, tetapi harus mempertimbangkan konteks dan kompleksitas yang ada di dalamnya.
Pemahaman akan budaya menurut Boas menjadi penting dalam memahami perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Dengan memahami budaya yang berbeda, kita dapat menghargai perbedaan tersebut dan menjalin hubungan yang harmonis dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda.
Jadi, tidak heran jika Boas dianggap sebagai salah satu bapak antropologi modern yang memperluas pemahaman kita tentang budaya. Pandangannya yang luas dan inklusif tentang budaya membantu menghilangkan stereotip dan prasangka yang bisa terjadi antarbudaya.
Sebagai kesimpulan, budaya menurut Franz Boas adalah pandangan hidup yang mencakup cara seseorang memandang dan menyelidiki dunianya melalui pemahaman yang diperoleh dari lingkungan budayanya. Budaya bukan hanya tentang penampilan fisik atau kesenian semata, melainkan juga mencakup pemikiran, nilai, dan keyakinan yang dimiliki oleh individu dalam suatu kelompok. Budaya selalu berubah dan berkembang seiring waktu, serta memainkan peran penting dalam pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
Pengertian Budaya Menurut Margaret Mead
Menurut Margaret Mead, budaya merupakan sistem makna yang diwariskan dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat, termasuk tata nilai, norma sosial, dan pola perilaku.
Margaret Mead, seorang antropolog Amerika, menjadi salah satu ahli yang melihat budaya sebagai suatu sistem kompleks yang mengatur kehidupan individu dalam masyarakat. Baginya, budaya adalah bagian integral dari kehidupan manusia, yang diwariskan dan dipelajari sepanjang masa. Melalui pengamatan ilmiahnya, Mead menemukan bahwa budaya tidak hanya terdiri dari aspek material seperti bahasa, makanan, dan peralatan, tetapi juga mencakup aspek non-material seperti nilai-nilai, norma sosial, dan pola perilaku.
Budaya, menurut Mead, merupakan sistem makna yang diberikan oleh masyarakat kepada objek atau tindakan tertentu. Artinya, setiap objek atau tindakan dalam budaya memiliki makna yang relevan dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, sebuah pakaian tradisional dalam suatu budaya dapat memiliki makna simbolis yang melambangkan identitas etnis atau status sosial seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa budaya tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, tetapi juga memiliki dimensi simbolis yang sangat penting.
Tidak hanya itu, Mead juga menekankan bahwa budaya merupakan hasil interaksi antara individu dalam masyarakat. Individu belajar dan menginternalisasi budaya melalui proses sosialisasi. Melalui interaksi dengan anggota masyarakat lainnya, individu mempelajari dan mengadopsi tata nilai, norma sosial, dan pola perilaku yang berlaku dalam budaya tersebut. Proses ini terjadi sepanjang kehidupan individu dan membentuk identitas dan kepribadian seseorang.
Mead juga memberikan perhatian khusus pada peran gender dalam budaya. Ia menemukan bahwa peran gender yang dianggap memiliki atribut tertentu dalam suatu budaya sebenarnya merupakan konstruksi sosial. Baginya, perbedaan dalam peran gender tidak bersifat alamiah tetapi terbentuk melalui interaksi sosial dan pembelajaran dalam masyarakat. Mead menunjukkan bahwa peran-peran gender dapat bervariasi antara budaya yang berbeda, menantang pandangan bahwa perbedaan gender adalah hal yang universal.
Dalam pandangan Mead, budaya juga merupakan sumber ketidaksetaraan dan konflik dalam masyarakat. Ia mengamati bahwa budaya dapat menjadi alat dominasi jika tidak dihadapi dengan kritis. Norma sosial dan pola perilaku dalam budaya sering kali menciptakan hierarki sosial yang membedakan individu berdasarkan gender, kelas sosial, atau status sosial. Oleh karena itu, Mead meyakini bahwa memahami budaya dengan kritis dan mengajarkan nilai-nilai yang menghormati keberagaman dan kesetaraan sangat penting untuk mencapai masyarakat yang adil dan inklusif.
Dalam penelitiannya, Mead juga menyoroti bahwa budaya bukanlah sesuatu yang statis atau tak terbatas. Budaya berkembang seiring waktu melalui proses adaptasi dan inovasi. Ketika masyarakat menghadapi perubahan sosial, ekonomi, atau politik, budaya juga berubah dan beradaptasi untuk memenuhi tuntutan baru. Oleh karena itu, budaya merupakan suatu entitas yang hidup dan terus berkembang.
Menurut Margaret Mead, pemahaman tentang budaya merupakan kunci untuk memahami masyarakat dan kelompok-kelompok sosial di dalamnya. Dengan mempelajari budaya, kita dapat memahami pola pikir, keyakinan, dan nilai-nilai yang membentuk tindakan individu dalam masyarakat. Budaya menjadi landasan bagi interaksi sosial dan mempengaruhi cara kita berperilaku dan berpikir. Oleh karena itu, budaya merupakan konsep yang sangat penting dalam ilmu sosial dan kemanusiaan.